BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 22 Februari 2011

krisis di mesir

Sesuai pengalaman penulis yang sempat tinggal selama empat tahun sewaktu studi di Al-Azhar, kehidupan di Mesir memang cukup komplit. Dilihat dari kehidupan sosial masyarakatnya, banyak orang kaya dan betul-betul sangat kaya. Konon Mubarak memiliki kekayaan lebih dari Rp360 triliun. Pejabat-pejabatnya sungguh sangat kaya, tapi kehidupan rakyatnya sangat memprihatinkan. Yang miskin betul-betul sangat miskin. Hampir tidak berbeda dengan Indonesia.

Dari sudut ilmu pengetahuan, Mesir bagai lautan ilmu. Ilmu apa saja tersedia di negeri ini. Mulai yang fundamental, radikal, konservatif, moderat sampai liberal dan sekuler. Tokoh-tokoh dan penulis-penulis yang berkaliber internasional banyak berasal dari negeri ini. Buku-bukunya dijual sangat bebas, apalagi saat pameran buku internasional (ma’radh al-kutub) yang digelar setiap tahun di jantung kota Kairo.

Orang pintarnya sangat banyak tapi juga orang begonya tidak sedikit. Menurut informasi, dokter ahli yang paling termahal di Inggris adalah orang Mesir, tapi mungkin dokter terbego juga ada di Mesir. Saya teringat ada teman yang cabut gigi di salah satu klinik di Kairo, ternyata yang dicabut bukan gigi yang sakit. Juga pernah terjadi, seorang teman meninggal dunia karena malapraktik padahal sakit yang diderita bukanlah sakit yang begitu parah. Pasien serupa juga banyak dialami di Indonesia.

Jika di Mekah ada Abu Bakar dan Abu Jahal, di Mesir ada Musa dan Fir’aun. Musa simbol orang baik, sementara Fir’aun simbol orang jahat. Sangat beruntung kita mahasiswa Indonesia jika bertemu dengan orang baik. Sewaktu krisis moneter pertama Indonesia, banyak orang Mesir yang memberi beasiswa secara pribadi kepada orang Indonesia dengan suka rela. Tapi alangkah celakanya kalau lagi bertemu dengan orang jahat, saya pernah kecopetan dompet di bus antara asrama dan kampus, padahal uang sisa yang ada di dompet. Keadaan ini persis sama di Indonesia.

Mesir memiliki kebudayaan amat berharga yang dapat menghipnotis para wisatawan. Ada Piramida, berfungsi untuk menyimpan mummi raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan. Ada obelisk, tugu-tugu yang menjulang tinggi ke angkasa, sebagai tempat pemujaan. Ada sphinx, patung hewan-hewan mitologis yang berbadan singa dan bermuka manusia. Ada Hieroglyph, huruf berbentuk gambar yang diukir pada batu, menjadi dasar alphabet yang sekarang kita pakai.

Letak geografis Mesir berada di benua Afrika, antara Laut Tengah dan Laut Merah terdapat Terusan Suez yang menghubungkan pelayaran Eropa dan Asia. Mesir juga memiliki sungai terpanjang kedua di dunia, mengalir sepanjang 6.650 km dan membelah tak kurang dari sembilan negara, yaitu Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan dan tentu saja Mesir. Karena sungai Nil, Mesir menjadi pusat peradaban tertua di bumi berkembang sejak 3000 SM.

Karena sungai Nil, tanah Mesir jadi subur. Para turis sangat menikmati keindahan kota Kairo yang dibelah dengan sungai nil, apalagi di malam hari tersedia perahu café di atas sungai Nil yang dihibur penari perut yang sudah identik dengan budaya Mesir.

Ada ungkapan yang sangat populer, “siapa yang sempat minum air Nil, maka pasti akan merasa selalu rindu ingin kembali lagi”. Ternyata ungkapan itu betul adanya, semua orang yang pernah ke Mesir dan sempat minum air Nil rasanya ingin kembali lagi. Tidak percaya, silakan buktikan.

Tentang yang satu ini, keturunan Cleopatra. Survei membuktikan, katanya jika ada lima gadis Mesir berjalan maka ada enam yang cantik. Itu artinya, semua masuk nominasi dan mendapat angka sembilan. Ada teman yang sempat berkomentar, “andai anak tukang sapu orang Mesir dibawa ke Indonesia, maka pasti akan jadi artis”. Teman-taman yang mau memperbaiki keturunan biasanya berniat kawin dengan gadis Mesir, cuma memang sulitnya bukan main. Untung penulis tidak sempat mempersunting cewek Mesir, karena akan kerepotan mencari kambing dan bebek panggang.

Bagaimana kecantikan Cleopatra? Dalam sejarah akibat daya tarik Cleopatra, Triumvirate (tiga penguasa) Romawi jadi bertikai satu sama lain untuk mendapatkan Cleopatra. Mark Anthony rela meninggalkan istrinya, yang merupakan adik Octavianus. Tentu saja Octavianus marah besar. Ia pun menyerang Mark Anthony dan Cleopatra dengan menggunakan armada tempurnya. Pasukan Mark Anthony dan Cleopatra kalah dalam pertempuran di Actium, Yunani tahun 33 SM.

Bagai drama Romeo dan Juliet, Mark Anthony dan Cleopatra bermaksud meneruskan cinta mereka di “alam baka”. Keduanya bunuh diri. Mark Anthony bunuh diri dengan menikam diri menggunakan pedang, dan akhirnya meninggal di pangkuan Cleopatra. Sementara sang ratu melakukan bunuh diri dengan membiarkan dirinya dipatuk ular Asp (Kobra Mesir).

Pertikaian yang terjadi di Mesir akibat kepentingan politik sudah membawa korban jiwa dari rakyat sipil dan aparat keamanan. Dilihat dari gerakan massa yang sangat kuat jauh lebih massif dari yang baru saja dialami oleh pemerintah Tunisia dan Indonesia menjelang jatuhnya rezim orde baru, namun tetap saja Husni Mubarak bergeming. Boleh jadi karena masih mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Israel. Sebab memang jembatan yang menghubungkan kepentingan Amerika di Timur Tengah ditempuh melalui pemerintahan Husni Mubarak. Apabila Mesir jatuh di tangan kelompok oposisi yang selama ini ditekan yaitu Ikhwanul Muslimin, maka peta politik Timur Tengah akan berubah drastis.

Apapun dan siapapun pemerintahan yang berkuasa di Mesir, yang paling utama adalah rakyat Mesir dan bangsa Arab hidup damai dan tenang, terutama para pelajar Islam dari berbagai negara yang menuntut ilmu Islam di Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tertua di dunia yang umurnya mencapai lebih 1000 tahun.

Jika ternyata kepentingan politik terus berlanjut dan menjadi pemicu jatuhnya korban jiwa, bagi cerita Cleopatra yang nyawanya melayang dengan sia-sia. Nabi Musa akan menyesali dan menangis melihat umatnya bertikai, tapi Cleopatra akan tersenyum dan berkata selamat mengikuti jejak saya.

Gonjang-ganjing soal wikileaks beberapa bulan lalu mengalir serperti air bah. Ada pro dan kontra menyikapi apa dibalik manuver wikileaks. Ada yang menduga permainan AS dan Israel untuk mengalihkan temuan informasi serangan bar-bar AS di Irak dan Afghanistan, ada juga yang menilai Wikileaks atak ubahnya seperti “pahlawan” yang jatuh dari langit akibat kegiatannya menyudutkan AS dan Israel melalui bocoran-bocoran kawat diplomatik (terutama yang lama-lama).

Apakah kawat diplomatik itu bernilai strategis, bernilai tinggi, penting atau tidak penting, bukan itu yang jadi ukuran, tapi yang dilihat orang adalah jumlah kawat diplomatik yang mencapai 330 ribuan itu dianggap spektakuler walaupun belum semuanya berkualitas.

Dari jumlah bocoran tersebut yang mana yang berkualitas? Salah satunya adalah satu kawat rahasia dari Direktur Keamanan Nasional AS untuk Syria, Afrika Utara, Mesir dan Lebanon pada tanggal 15 Juni 2005. Timothy Pounds menulis “Semua setuju kandidat yang pas untuk Wakil Presiden Mesir adalah Jenderal Omar Suleiman, Direktur Intelejen Mesir (EGIS).

Bocoran berikutnya dua tahun kemudian (2007) Wikileaks membeberkan kawat diplomatik Dubes AS untuk Mesir, Francis J.Ricciardone menulis “Rezim diktator di Mesir menderita Paranoia”. Bila melihat masa depan politik di Mesir. Masalah yang paling utama adalah suksesi Presiden Mesir.” Dalam penjelasan berikutnya -masih dalam kawat itu- Ricciardone dengan jelas memilih Omar Suleiman sebagai kandidat yang paling tepat untuk suksesi di Mesir. Ricciardone tidak menempatkan Gamal Mubarak dalam daftar suksesi karena memang tidak tepat atau tidak populer, kecuali memang karena dipaksakan untuk populer.

Mari kita kaji apa yang terjadi sekarang dengan Revolusi Mesir. Ada beberapa benang merah yang ingin kita tarik yaitu sebagai berikut :

1. Ternyata AS lebih senang memelihara Hosni Mobarak sebagai Presiden Mesir. Persoalan yang ditonjolkan adalah fokus pada posisi sebagai wakil presiden. Dan untuk posisi ini Omar Suleiman lah yang paling didukung AS.

2. Ternyata posisi Hosni Mubarak sebagai presiden Mesir telah mendapat pengukuhan AS bahwa ia adalah seorang “Diktator.” Akan tetapi diktator yang satu ini malah mendapat legalitas formal dari AS dan Israel karena terbukti menjamin kelangsungan kerjasama dalam kebijakan politik Luar Negeri terhadap Israel dan AS yang menguntungkan ke duanya.

3. AS tidak memandang penting Gamal Mubarak, tapi lebih memelihara calon kandidat masa depannya yakni Omar Suleiman. Kandidat ini diharapkan jadi penerus setelah era Mubarak berakhir dan berhenti dengan alami dan secara terhormat.

Akhirnya kita melihat apa yang terjadi dengan revolusi Mesir saat ini. Tak lain adalah karena AS terlalu memaksakan diri memelihara Hosni Mubarak untuk kepentingan politik mereka di Timur Tengah dalam konstelasi perdamaian abadi dengan Israel.

AS hanya menempatkan dan membicarakan posisi Wapres, bukan calon Presiden pengganti. Kendatipun AS tidak setuju dengan Gamal Mubarak sebagai calon pengganti Husni Mubarak tapi AS tidak menempatkan posisi Omar Suleiman sebagai calon pengganti Presiden, melainkan hanya kandidat yang tepat untuk Wakil Presiden.

Beberapa pertanyaan tentangt peranan bocoran Wikileaks dalam Revolusi Mesir.

* Apakah karena bocoran Wikileaks ini lantas rakyat Mesir melihat Diktator tidak akan dapat digulingkan dengan cara biasa dan diplomatis, melainkan harus dengan cara ” Suara Tuhan?” melalui protes dan demonstrasi?

* Apakah dengan bocoran tersebut lantas kelompok oposisi dan penentang lainnya berkonsolidasi dan berkoordinasi bagimana menjatuhkan Hosni Mubarak?.

* Apakah setelah mendapat bocoran itu rakyat Mesir memandang perlu membuat gerakan bawah tanah untuk menjatuhjkan pemerintahan yang sah?

* Lebih ironis adalah, apakah rakyat Mesir telah melupakan segala kehebatan dan reputasi Hosni Mubarak dalam membangun Mesir menjadi kekautan yang disegani di Timur Tengah. Panas setahun telah terhapus oleh hujan sehari?

* Jika Mesir telah menjadi korban revolusi akibat bocoran Wikileaks, apakah akan ada negara lainnya menyusul, terutama kawasan Timur Tengah yang menjadi konsumsi utama bocoran Wikilekas?

Mesir telah menjadi korban revolusi. Terlepas apakah ini ada kaitannya dengan Wikileaks apa tidak, kita perlu mewaspadai bangsa dan negara ini agar tidak terabsorb dalam kancah seperti itu. Apalagi ternyata ada 3 ribuan informasi tentang bangsa dan negara kita terpublikasi oleh Wikileaks.

Tentu kita berharap TIDAK terimbas. Kita tidak terimbas karena sejarah telah menoreh goresan kelam pada Mei 1998 lalu yang ternyata membawa efek panjang dan kemunduran dalam beberapa bidang akibat kurang tepat dalam memaksakan keinginan atau mengedapnkan emosional irrasional dalam menyikapi beberapa informasi.